Senin, 30 Januari 2017

Perkembangan Teknologi Penunjang Sistem Pencernaan

Computerized Thermography scan (CT-scan)
            Merupakan teknologi hasil kombinasi  pemindaian gambar rontgen X-ray dari berbagai sudut pandang, yang langsung terkoneksi dengan proses komputer, untuk mengamati potongan gambar hasil scan, baik tulang, pembuluh darah, dan jaringan lunak dalam tubuh. CT-scan mulai digunakan sejal awal tahun 1970-an. Saat ini, CT-scan digunakan untuk pemindaian penyakit, maupun langkah preventif penyakit lainnya. Bagian yang umum dipindai adalah kepala, paru-paru, jantung, rongga perut dan panggul, serta tulang.

Magnetic Resonance Imaging (MRI)
            Merupakan salah satu prosedur pemindaian yang memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio untuk menampilkan gambar struktur dan organ tubuh yang tidak cukup sulit dideteksi.Bagian tubuh yang umum dipindai adalah jantung dan pembuluh darah, otak dan saraf tulang belakang, tulang dan sendi, payudara, organ internal lainnya termasuk alat sistem pencernaan.

Ultrasonography (USG)
            Merupakan sebuah teknik diagnostik menggunakan suara ultra yang digunakan untuk menggambarkan (mencitrakan) organ internal dan otot, baik dalam segi ukuran, struktur, hingga luka patologi.

Esophageal pH Monitoring
            Merupakan teknologi khusus yang digunakan untuk melakukan diagnosa pada penyakit heartburn dan komplikasinya, Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Teknologi ini menyediakan informasi pengukuran fisik asam dalam lambung yang terindikasi mengalami kenaikan hingga esophagus (kerongkongan). Teknologi ini mampu ‘mengakses informasi’ mengenai tekanan asam lambung, memonitori respon penyakit terhadap tindakan medik (ex. operasi). Tidak hanya itu, teknologi ini juga mampu digunakan untuk diagnosis penyakit laryngopharyngeal reflux.

Esophageal Manometry
            Merupakan salah satu prosedur diagnosis yang dapat mengukur fungsi esophagus (kerongkongan) beserta ototnya. Teknologi ini mampu memindai, apakah kerongkongan mampu membawa makanan dari mulut hingga mencapai lambung. Esophageal Manometry dilaksanakan dengan memasukkan sebuah selang kecil dengan perekam di dalamnya melalui hidung – faring – kerongkongan -  hingga mencapai lambung. Selanjutnya, perekam akan merekam grafik terkait organ yang dilalui. Grafik tersebut mampu memberikan informasi mengenai kontraksi kerongkongan, apakah dalam kondisi normal ataupun tidak.

Endoscopy
            Merupakan suatu prosedur non-operasi yang digunakan untuk memindai jalur sistem pencernaan manusia dalam kondisi normal. Endoscopy menggunakan sebuah tabung kecil dengan pencahayaan dan kamera di dalamnya, sehingga dokter mampu melihat jalur sistem pencernaan melalui monitor. Teknologi Endoscopy mampu mencapai pangkal awal duodenum, sehingga mampu melihat luka yang terdapat dalam kerongkongan, lambung, maupun duodenum.

Colonoscopy
            Berdasarkan namanya, Colonoscopy merupakan prosedur yang digunakan untuk memindai kondisi usus besar (rektum dan kolon). Teknologi ini menyerupai prosedur Endoscopy, namun dilakukan dengan sedikit tindakan operasi. Colonoscopy mampu memberikan informasi adanya luka, peradangan, polip, tumor, maupun pendarahan di area usus besar.

Cholecystectomy dan Laparoscopy
            Cholecystectomy merupakan suatu prosedur pengangkatan kantong empedu melalui proses pembedahan. Tindakan cholecystectomy merupakan prosedur yang paling lazim digunakan ketika pengobatan gejala batu empedu melalui mulut tidak mampu lagi dilakukan, karena kerusakan yang begitu parah. Prosedur cholecystectomy dilakukan dengan pengirisan kulit dan daging perut hingga 13-18 cm. Proses cholecystectomy biasa dilakukan dengan prosedur bedah terbuka, namun untuk saat ini sudah dapat dilakukan dengan tindakan laparoscopy.
            Laparoscopy merupakan prosedur untuk melihat kondisi dalam perut tanpa melakukan pembedahan besar. Laparoscopy didukung dengan penggunaan alat-alat berdiameter kecil dan kamera di dalamnya untuk menggantikan tangan dokter bedah. Laparoscopy biasa dilakukan dengan pengirisan tunggal pada bagian pusar pasien.

Endoscopic Retrograde Cholangio – Pancreatography (ERCP) dan Magnetic Retrograde Cholangio – Pancreatography (MRCP)
            ERCP merupakan teknologi dilakukan untuk melakukan diagnosa dan pengobatan kondisi saluran empedu, penyempitan inflamasi, kebocoran, dan kanker di area pankreas. ERCP dilaksanakan dengan prosedur endoscopy dang selanjutnya mennyuntikkan media kontra ke dalam saluran di dalam empedu dan pankreas sehingga dapat dilihat melalui rontgen. Saat ini, ERCP mengalami invasi dengan proses pemindaian yang memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio melalui MRCP.

Percutaneous Endoscopic Gastrostomy (PEG) – Feeding Tube

            PEG – Feeding Tube merupakan teknologi pendukung dalam sistem pencernaan manusia, di mana dilakukan penanaman tabung berpenutup yang berfungsi sebagai jalur masuknya makanan dan minuman, yang ditanam pada lambung. PEG – Feeding Tube digunakan untuk pasien yang tidak mampu menggunyah makanan maupun menyerap makanan, dikarenakan penyakit kanker kerongkongan, stroke, prosedur operasi mulut, trauma, anorexia, maupun pembengkakan pankreas.

1 komentar: