Senin, 30 Januari 2017

Gangguan dan Kelainan pada Sistem Pencernaan

Xerostomia
Definisi         : merupakan kondisi terlalu sedikitnya produksi air liur (saliva) akibat gangguan pada pusat ludah.
Penyebab      : dehidrasi, penyakit ini biasa menyerang orang-orang yang menggunakan organ mulut sebagai tumpuan utama dalam bekerja, seperti penyanyi, narasumber, pembicara, motivator, juga guru, serta konsumsi obat-obatan yang menyebabkan penurunan produksi saliva (ex. antihistamin, antidepresan, diuretik, anti-inflamasi).
Indikasi        : Indikasi : bibir pecah-pecah, bau mulut (halitosis), luka pada mulut dan lidah, rasa lengket dan kering pada mulut dan lidah.
Diagnosa      : pemeriksaan gigi dan mulut, tes cairan ludah (saliva).
Pengobatan   : meningkatkan konsumsi air mineral, menggunakan obat kumur untuk mengurangi bau mulut, menyikat gigi secara teratur.
Preventif       : teratur mengonsumsi air mineral, menyikat gigi secara teratur.

Stomatitis
Definisi         : merupakan peradangan atau pembengkakan yang umum terjadi pada bagian mulut, meliputi bagian membran lendir halus yang melapisi mulut (mukosa), bibir, dan lidah.
Penyebab      : infeksi virus herpes, reaksi terhadap alergi, merokok, penyakit gigi, kekurangan vitamin, penyakit sistemik.
Indikasi        : adanya luka kecil pada bagian bibir, gusi, lidah, ataupun pipi bagian dalam, berwarna merah dan terasa sakit, gatal, terbakar, serta dapat menyebabkan demam, kelelahan, sakit kepala, dan hilangnya nafsu makan.
Diagnosa      : pemerikasaan kesehatan mulut, biopsi, tes darah (jika diperlukan).
Pengobatan : pemberian antibiotik, pada gejala yang lebih parah dilakukan pemberian Corticosteroid, pengaplikasian krim penawar rasa sakit.
Preventif       : menyikat gigi secara teratur, menghindari makanan bertekstur kasar (ex. popcorn, keripik), hindari berkumur terlalu kuat, hindari mengonsumsi makanan yang mengandung zat adiktif tertentu, hindari makanan yang bersifat asam dan pedas.

Sakit Gigi
Definisi         : rasa sakit dan nyeri yang muncul di daerah sekitar gigi, gusi, dan rahang, biasa disebabkan oleh infeksi bakteri.
Penyebab      : pembusukan gigi akibat gigi berlubang, tumbuhnya nanah akibat infeksi bakteri (abses periapikal), penyusutan gusi, gigi retak, dan bekas tambalan gigi yang berlubang atau pecah.
Indikasi        : bengkak di sekitar areal gigi, sakit kepala dan pening yang tak tertahankan, demam tinggi, bau mulut.
Diagnosa      : pemeriksaan gigi dan mulut, rontgen.
Pengobatan : pemberian obat anti-inflamasi, prosedur pencabutan, penambalan gigi berlubang, operasi.
Preventif       : menggosok gigi secara teratur, memeriksakan diri pada dokter gigi minimal 6 bulan sekali, mengganti sikat gigi minimal 3 bulan sekali, membersihkan sela-sela gigi menggunakan dental floss, berhenti merokok.

Parotitis (Gondongan)
Definisi         : penyakit menular yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah.
Penyebab      : infeksi virus Paramyxovirus, konsumsi obat yang menekan hormon tiroid, serta kekurangan Iodium dalam tubuh.
Indikasi       : demam, sakit kepala, nyeri otot, kehingan nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat mengunyah, diikuti pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis), pada pria akil balik terjadi pembengkakan testis karena penyebarannya melalui darah.
Diagnosa      : tes urine, tes darah, pemeriksaan fisis.
Pengobatan   : pemberian pereda rasa sakit (ex. Parasetamol), istirahat agar demam turun dan inflamasi mengempis, pemberian Corticosteroid.
Preventif       : hindari mengonsumsi makanan atau minuman yang bersifat asam, vaksinasi MMR (Mumps-Morbilli-Rubella), mencukupi kebutuhan Iodium dalam tubuh.

Heartburn
Definisi         : kenaikan asam lambung secara berlebih hingga mencapai esofagus (kerongkongan), yang menyebabkan penderita merasakan rasa panas pada ulu hati hingga dada.
Penyebab      : infeksi H. Pylori.
Indikasi        : sesak nafas, adanya rasa kesemutan dan nyeri pada dada, jantung berdebar lebih kencang, disertai mual, muntah, dan nyeri pada perut.
Diagnosa      : esophageal pH monitoring, manometry, endoscopy, biopsi.
Pengobatan   : [prosedur pertolongan pertama] pemberian air hangat + gula, diikuti relaksasi, dilanjutkan dengan pemberian asupan makanan bertekstur halus dan pergangan tulang belakang.
Preventif       : hindari konsumsi makanan pedas, MSG dan garam berlebih, hindari jarak makan terlalu jauh yang dapat menyebabkan perut kosong dalam waktu yang cukup lama.

Maag (Indigestion – Dispepsia)
Definisi         : nyeri yang berasal dari lambung, usus halus, atau bahkan kerongkongan akibat sejumlah kondisi.
Penyebab      : adanya luka terbuka pada lapisan lambung (tukak lambung), infeksi bakteri H. Pylori, obesitas, waktu makan yang tidak teratur, stress.
Indikasi        : rasa panas pada perut bagian atas, mual dan muntah, kembung, nyeri pada ulu hati.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik.
Pengobatan : pemberian obat-obatan, seperti antasida, antagonis reseptor H2 (H2RA), penghambat pompa proton (PPI), alginat, antibiotik, prokinetik, dan obat antidepresan.
Preventif       : mengatur pola makan secara teratur, tidak menunda-nunda makan, menghindari makanan pedas dan asam, istirahat secara teratur.
Ulkus Peptikum
Definisi         : kerusakan pada lapisan mukosa, submukosa sampai lapisan otot saluran cerna yang disebabkan oleh aktivitas pepsin dan asam lambung yang berlebihan.
Penyebab      : sekresi asam lambung dan pepsin berlebih, gangguan ketahanan mukosa saluran pencernaan, penyakit liver kronis, infeksi bakteri H. Pylori.
Indikasi        : nyeri dan rasa panas terbakar pada lambung, mual dan muntah, asam lambung yang terasa naik hingga esofagus, perut terasa tidak enak.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik, USG.
Pengobatan : pemberian aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, dan antasida.
Preventif       : hindari konsumsi alkohol secara berlebih, berhenti merokok, menghindari mengonsumsi makanan pedas.

Gastritis
Definisi         : iritasi, peradangan, maupun pengikisan lapisan pada lambung, akibat infeksi virus, bakteri, maupun parasit.
Penyebab      : infeksi bakteri H. Pylori, anemia pernisiosa, reaksi autoimun, muntah kronis, penyalahgunaan obat-obatan, konsumsi alkohol berlebih.
Indikasi        : nyeri yang menggerogoti dan panas pada lambung, muntah darah, kehilangan nafsu makan, merasa selalu kenyang saat makan, feses berwarna hitam pekat dan keras.
Diagnosa      : tes darah, tes feses, tes napas untuk mengetahui adanya infeksi bakteri H. Pylori, tes cairan lambung, rontgen.
Pengobatan   : pemberian antasida dan antibiotik, pemberian penghambat histamin (H2 blocker) serta penghambat pompa proton (PPI).
Preventif       : selalu membiasakan mencuci tangan sebelum makan, menggunakan alat makan pribadi, hindari mengonsumsi makanan mentah ataupun setengah matang.

Kanker Lambung
Definisi         : kanker yang menggerogoti lapisan tertentu pada bagian lambung.
Klasifikasi    : Adenocarcinoma – sel kanker menyerang sel-sel pada lapisan dalam lambung yang memproduksi cairan lendir (mukus).
                     Gastrointestina Stroma Tumor (GIST) – tumor atau kanker yang yang menyerang jaringan ikat atau otot-otot dinding perut.
                     Carcinoid – kanker yang menyerang sel-sel penghasil hormon di dalam lambung.
                     Lymphoma – kanker yang menyerang jaringan limfatik atau jaringan yang membantu melawan infeksi pada lambung.
Penyebab      : infeksi bakteri H. Pylori, mengonsumsi daging asap, garam, ikan asin, acar, serta makanan yang mengandung  aflatoksin, infeksi lambung dalam waktu lama, memiliki polip di dalam lambung, menderita anemia pernisiosa.
Indikasi        : gangguan pencernaan yang mudah kambuh, hilang nafsu makan, penurunan berat badan, pembengkakan pada perut, tinja berwarna hitam atau terdapat darah pada tinja, anemia, mual dan muntah.
Diagnosa      : pemeriksaan tinja untuk keberadaan darah, pemeriksaan darah, endoscopy, rontgen, CT scan, USG, bedah laparoskopi.
Pengobatan   : radioterapi, kemoterapi, operasi
Preventif       : mengurangi konsumsi garam dan makanan-makanan yang diolah secara diasapi, memperbanyak konsumsi serat sayur dan buah-buahan, tidak merokok.

Sirosis (Gagal Hati)
Definisi         : kerusakan hati (hepar) dalam jangka panjang (kronis) yang menimbulkan luka pada hati, sehingga menyebabkan disfungsi hati.
Penyebab      : infeksi virus hepatitis B, hepatitis C, konsumsi minuman keras serta minuman berkarbonasi secara berlebihan.
Indikasi        : kehilangan nafsu makan, keletihan, pembengkakan pada pergelangan kaki atau perut, penurunan atau kenaikan berat badan secara signifikan, mual dan muntah darah, kulit gatal-gatal.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik, tes darah, CT scan, MRI, USG, biopsi.
Pengobatan   : [prosedur pengobatan lebih diutamakan untuk menghambat kerusakan hati, serta menekan kemungkinan komplikasi] mengonsumsi obat antivirus hepatitis C, pengurangan konsumsi minuman keras dan minuman berkarbonasi, transplantasi hati.
Preventif       : pembatasan konsumsi minuman keras dan minuman berkarbonasi, tidak melakukan kegiatan seks bebas, tidak berbagi jarum suntik, vaksinasi hepatitis B.

Batu Empedu
Definisi         : pengerasan kolesterol yang tertimbun dalam kantong empedu, sehingga menyumbat saluran empedu.
Penyebab      : faktor usia, obesitas, kadar kolesterol tinggi, penderita diabetes maupun sirosis, pengguna Ceftriaxone, genetik keluarga.
Indikasi        : sakit perut yang mudah kambuh, demam tinggi, sakit kuning, gatal-gatal pada kulit, mual dan muntah, serta kehilangan nafsu makan.
Diagnosa      : tes darah, USG, CT scan, MRI, kolangiografi.
Pengobatan   : kolesistektomi laparoskopi, kolesistektomi sayatan terbuka, ERCP, pemberian asam ursodeoksikolat (hanya pada kasus batu empedu awal)
Preventif       : hindari konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol tinggi, hindari konsumsi minuman keras, menjaga asupan serat dan air dalam tubuh, serta menghindari diet ketat.

Kolik
Definisi         : rasa nyeri yang tajam pada perut.
Penyebab      : penyumbatan otot polos pada ureter, penyumbatan usus, ginjal, dan organ abdomen lainnya, konsumsi makanan yang bersifat merangsang secara berlebih (ex. cabai, lada, jahe).
Indikasi        : mual dan muntah, urin berwarna coklat kemerahan, tidak mampu menahan keinginan untuk buang air kecil, konstipasi.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik, tes urin, tes feses.
Pengobatan   : pantangan makanan tertentu, pemberian obat antinyeri, meningkatkan konsumsi makanan kaya serat.
Preventif       : meningkatkan makanan kaya serat, air mineral, dan menghidari makanan yang bersifat merangsang.

Gastroenteritis
Definisi         : infeksi yang terjadi pada usus akibat virus, bakteri, maupun parasit, biasa dikenal sebagai flu perut, atau flu lambung.
Penyebab      : rotavirus, norovirus, anak kecil dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan.
Indikasi        : muntah lebih dari 48 jam, mengalami dehidrasi akut, muntah darah, demam tinggi di atas 40 derajat Celcius, sakit dan kram pada perut, kejang-kejang.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik, tes feses.
Pengobatan   : pemberian infus untuk rehidrasi, pemberian oralit, pemberian makanan bertekstur lembut (ex. bubur polos, mash banana).
Preventif       : selalu membiasakan mencuci tangan sebelum makan, menggunakan alat makan pribadi, hindari mengonsumsi makanan mentah ataupun setengah matang.

Hernia
Definisi         : penyakit yang terjadi karena adanya organ dalam tubuh yang menekan dan mencuat melalui jaringan otot atau jaringan di sekitarnya yang lemah, biasa muncul di daerah abdomen.
Klasifikasi    : Hernia Inguinalis – jaringan lemak atau sebagian usus di rongga perut yang mencuat ke selangkangan.
                     Hernia Femoralis –  jaringan lemak atau sebagian usus yang mencuat ke bagian atas paha bagian dalam.
                     Hernia Umbilikus – jaringan lemak atau sebagian usus mendorong dan menonjol di dinding abdomen, dekat pusar.
                     Hernia Insisi – jaringan yang mencuat lewat luka operasi yg belum sembuh pada abdomen [komplikasi pada operasi bagian perut].
                     Hernia Hiatus – bagian lambung yang masuk lewat celah pada diafragma dan mencuat ke rongga dada.
                     Hernia Spigellian – sebagian usus mendorong jaringan ikat perut dan mendorong dinding perut depan kiri atau kanan bawah pusar.
                     Hernia Diafragma – organ perut yang berpindah ke rongga dada melalui celah pada diafragma.
                     Hernia Epigastrik – jaringan lemak yang mencuat keluar dan menonjol pada dinding abdomen, di antara pusar dan tulang dada bagian bawah.
Penyebab      : konstipasi, penumpukan cairan di dalam abdomen, mengangkat beban secara berlebihan, obesitas, kehamilan yang meningkatkan tekanan perut, kenaikan berat badan secara tiba-tiba.
Indikasi        : sakit perut yang sangat parah dan muncul tiba-tiba, mual, muntah, sulit buang air besar, serta tonjolan hernia yang mengerasa atau sakit saat disentuh maupun tidak bisa didorong masuk.
Diagnosa      : USG
Pengobatan   : prosedur operasi, laparoskopi, konsumsi obat-obatan tertentu.
Preventif       : mengonsumsi makanan kaya serat untuk memperlancar buang air besar, sehingga meminimalisir terjadinya konstipasi.

Konstipasi (Sembelit)
Definisi         : pengerasan tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang (dikeluarkan) dan dapat menyebabkan kesakitan yang hebat.
Penyebab      : dehidrasi, kekurangan serat, stress, pengaruh hormon (ex. pada saat menstruasi atau masa kehamilan), elastisitas usus yang mulai menurun (akibat usia lanjut), kelainan anatomis sistem pencernaan, diet buruk, efek samping obat (ex. obat antidiare, analgesik, antasida).
Indikasi        : harus mengejan kerasa ketika buang air besar, tinja terlihat kering, keras, atau bergumpal, sakit dan kram pada perut bagian bawah, terasa ada yang mengganjal pada rektum, proses buang air besar yang tidak tuntas.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik.
Pengobatan   : pemberian obat pencahar, dilanjutkan dengan perubahan pola makan dan gaya hidup.
Preventif       : mengonsumsi makanan kaya serat, memperbanyak konsumsi air mineral untuk mencegah dehidrasi, tidak mengabaikan keinginan untuk buang air besar, dan mengatur jadwal buang air besar secara teratur.

Apendisitis (Usus Buntu)
Definisi         : peradangan (pembengkakan) apendiks (umbai cacing).
Penyebab      : penyumbatan usus buntu akibat tinja (obstruksi), pembengkakan kelenjar getah bening dalam dinding usus [biasa terjadi setelah infeksi saluran pernapasan atas], infeksi virus gastrointestinal.
Indikasi        : perut kembung, kehilangan nafsu makan, tidak dapat buang gas, mual dan muntah, konstipasi, diare, demam.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik, tes darah, tes urine, CT scan, USG.
Pengobatan   : prosedur operasi apendektomi ataupun bedah laparoskopi.
Preventif       : meningkatkan konsumsi makanan kaya serat untuk meminimalisir konstipasi.

Kanker Usus
Definisi         : kanker yang tumbuh di sepanjang usus, muncul dari sel-sel pembentuk kelenjar pada dinding usus.
Klasifikasi    : Kanker Duodenum – kanker yang menggerogoti bagian usus dua belas jari (duodenum).
                     Kanker Kolorektal – kanker yang menjalar pada bagian usus halus.
                     Kanker Kolon – kanker yang tumbuh pada bagian usus besar.
Penyebab      : konstipasi, tumbuhnya polip pada usus, masalah divertikula, infeksi virus dan bakteri, peradangan pada usus, kadar toksinitas melebihi batas toleransi.
Indikasi        : muncul darah pada saat buang air besar, diare, konstipasi, kram pada perut, kembung, anemia akut.
Diagnosa      : pemeriksaan tinja untuk keberadaan darah, pemeriksaan darah, colonoscopy, CT scan, MRI, USG.
Pengobatan   : operasi, pembuatan stoma, radioterapi, kemoterapi, penyinaran laser.
Preventif       : mengurangi konsumsi garam dan makanan-makanan yang diolah secara diasapi, memperbanyak konsumsi serat sayur dan buah-buahan, tidak merokok.

Peritonitis
Definisi         : peradangan lapisan tipis di dinding bagian dalam perut (peritorium).
Penyebab      : sirosis, dialisis peritoneal (efek samping prosedur medis), radang panggul, pecahnya usus buntu, robeknya ulkus lambung, divertikulitis, pankreatitis akut, luka parah pada bagian perut akibat tusukan pisau atau luka tembak.
Indikasi        : demam tinggi, mual dan muntah, diare, sulit membuang gas, sulit buang air besar dan kecil, pembengkakan pada perut disertai nyeri ketika perut disentuh, kehilangan nafsu makan.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik, tes urin, tes darah, pembedahan eksplorasi, analisis cairan peritorium (parasintesis), CT scan, MRI, USG, rontgen.
Pengobatan : pemberian obat-obatan antibiotik dan antijamur, pembedahan peritorium, pemasangan selang makanan.

Hemoroid (Ambeien – Wasir)
Definisi         : pembengkakan yang berisi pembuluh darah yang membesar di sekitar bokong, yaitu di dalam rektum atau di dalam anus.
Penyebab      : konstipasi akut, diare akut, faktor genetik, efek terlalu lama duduk, kurangnya asupan makanan berserat dan dehidrasi.
Indikasi        : keluarnya darah segar ketika buang air besar, adanya benjolan pada bagian dubur, rasa sakit ketika mengejan saat buang air besar.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik, tes feses.
Pengobatan   : pemberian obat-obatan, injeksi, operasi.
Preventif       : meningkatkan konsumsi makanan kaya serat, memperbanyak konsumsi air mineral.

Malabsorpsi
Definisi         : kemampuan lambung dan usus dalam menyerap sari makanan menjadi tidak sebaik yang semestinya.
Penyebab      : intoleran laktosa, penyakit liver kronis, infeksi parasit, AIDS.
Indikasi        : penurunan berat badan yang drastis, diare akut, steatorrhea, perut kembung, dan sulit membuang gas.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik, endoscopy, colonoscopy, USG.
Pengobatan   : pantangan makanan tertentu, pemberian obat-obatan (ex. anti-diarrheals, antibiotik, enzim pengganti), operasi.

Malnutrisi
Definisi         : kondisi medis yang disebabkan oleh diet yang tidak tepat, atau tidak cukup; walaupun sering disamakan dengan istilah kurang gizi, malnutrisi juga mencakup kelebihan gizi (overnutition) dalam tubuh.
Klasifikasi    : (secara umum)
                     Kwashiorkor – gangguan gizi yang disebabkan oleh kurangnya protein dalam tubuh, yang biasa dikenal busung lapar.
                     Marasmus – gangguan gizi yang disebabkan oleh kurangnya karbohidrat dalam tubuh.
Penyebab      : kekurangan protein, kekurangan karbohidrat, kekurangan vitamin (avitaminosis/defisiensi), dehidrasi berat.
Indikasi        : muncul edema di seluruh tubuh terutama punggung kaki, wajah membulat sembap, anoreksia, pembesaran jaringan hati, kulit berkerut, sangat kurus, perut cekung, rambut mudah patah dan kemerahan.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik.
Pengobatan   : pemberian makanan dengan nilai gizi tertentu yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu, dilanjutkan dengan pemberian suplemen makanan.
Preventif       : pemberian ASI dan MPASI pada bayi.

Keracunan Makanan
Definisi         : kondisi yang muncul akibat mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi oleh organisme menular, seperti bakteri, virus, dan parasit, maupun makanan yang diolah secara kurang baik.
Penyebab      : kontaminasi bakteri (ex. Salmonella, E. Coli, Listeria, Shigella), virus (rotavirus, norovirus), parasit (Cryptosporidium, Entamoeba, Giardia), konsumsi makanan mentah dan setengah matang.
Indikasi        : diare, mual dan muntah, sakit atau kram perut.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik.

Pengobatan   : istirahat cukup, pemberian infus sebagai rehidrasi, pemberian oralit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar