Senin, 30 Januari 2017

Perkembangan Teknologi Penunjang Sistem Pencernaan

Computerized Thermography scan (CT-scan)
            Merupakan teknologi hasil kombinasi  pemindaian gambar rontgen X-ray dari berbagai sudut pandang, yang langsung terkoneksi dengan proses komputer, untuk mengamati potongan gambar hasil scan, baik tulang, pembuluh darah, dan jaringan lunak dalam tubuh. CT-scan mulai digunakan sejal awal tahun 1970-an. Saat ini, CT-scan digunakan untuk pemindaian penyakit, maupun langkah preventif penyakit lainnya. Bagian yang umum dipindai adalah kepala, paru-paru, jantung, rongga perut dan panggul, serta tulang.

Magnetic Resonance Imaging (MRI)
            Merupakan salah satu prosedur pemindaian yang memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio untuk menampilkan gambar struktur dan organ tubuh yang tidak cukup sulit dideteksi.Bagian tubuh yang umum dipindai adalah jantung dan pembuluh darah, otak dan saraf tulang belakang, tulang dan sendi, payudara, organ internal lainnya termasuk alat sistem pencernaan.

Ultrasonography (USG)
            Merupakan sebuah teknik diagnostik menggunakan suara ultra yang digunakan untuk menggambarkan (mencitrakan) organ internal dan otot, baik dalam segi ukuran, struktur, hingga luka patologi.

Esophageal pH Monitoring
            Merupakan teknologi khusus yang digunakan untuk melakukan diagnosa pada penyakit heartburn dan komplikasinya, Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Teknologi ini menyediakan informasi pengukuran fisik asam dalam lambung yang terindikasi mengalami kenaikan hingga esophagus (kerongkongan). Teknologi ini mampu ‘mengakses informasi’ mengenai tekanan asam lambung, memonitori respon penyakit terhadap tindakan medik (ex. operasi). Tidak hanya itu, teknologi ini juga mampu digunakan untuk diagnosis penyakit laryngopharyngeal reflux.

Esophageal Manometry
            Merupakan salah satu prosedur diagnosis yang dapat mengukur fungsi esophagus (kerongkongan) beserta ototnya. Teknologi ini mampu memindai, apakah kerongkongan mampu membawa makanan dari mulut hingga mencapai lambung. Esophageal Manometry dilaksanakan dengan memasukkan sebuah selang kecil dengan perekam di dalamnya melalui hidung – faring – kerongkongan -  hingga mencapai lambung. Selanjutnya, perekam akan merekam grafik terkait organ yang dilalui. Grafik tersebut mampu memberikan informasi mengenai kontraksi kerongkongan, apakah dalam kondisi normal ataupun tidak.

Endoscopy
            Merupakan suatu prosedur non-operasi yang digunakan untuk memindai jalur sistem pencernaan manusia dalam kondisi normal. Endoscopy menggunakan sebuah tabung kecil dengan pencahayaan dan kamera di dalamnya, sehingga dokter mampu melihat jalur sistem pencernaan melalui monitor. Teknologi Endoscopy mampu mencapai pangkal awal duodenum, sehingga mampu melihat luka yang terdapat dalam kerongkongan, lambung, maupun duodenum.

Colonoscopy
            Berdasarkan namanya, Colonoscopy merupakan prosedur yang digunakan untuk memindai kondisi usus besar (rektum dan kolon). Teknologi ini menyerupai prosedur Endoscopy, namun dilakukan dengan sedikit tindakan operasi. Colonoscopy mampu memberikan informasi adanya luka, peradangan, polip, tumor, maupun pendarahan di area usus besar.

Cholecystectomy dan Laparoscopy
            Cholecystectomy merupakan suatu prosedur pengangkatan kantong empedu melalui proses pembedahan. Tindakan cholecystectomy merupakan prosedur yang paling lazim digunakan ketika pengobatan gejala batu empedu melalui mulut tidak mampu lagi dilakukan, karena kerusakan yang begitu parah. Prosedur cholecystectomy dilakukan dengan pengirisan kulit dan daging perut hingga 13-18 cm. Proses cholecystectomy biasa dilakukan dengan prosedur bedah terbuka, namun untuk saat ini sudah dapat dilakukan dengan tindakan laparoscopy.
            Laparoscopy merupakan prosedur untuk melihat kondisi dalam perut tanpa melakukan pembedahan besar. Laparoscopy didukung dengan penggunaan alat-alat berdiameter kecil dan kamera di dalamnya untuk menggantikan tangan dokter bedah. Laparoscopy biasa dilakukan dengan pengirisan tunggal pada bagian pusar pasien.

Endoscopic Retrograde Cholangio – Pancreatography (ERCP) dan Magnetic Retrograde Cholangio – Pancreatography (MRCP)
            ERCP merupakan teknologi dilakukan untuk melakukan diagnosa dan pengobatan kondisi saluran empedu, penyempitan inflamasi, kebocoran, dan kanker di area pankreas. ERCP dilaksanakan dengan prosedur endoscopy dang selanjutnya mennyuntikkan media kontra ke dalam saluran di dalam empedu dan pankreas sehingga dapat dilihat melalui rontgen. Saat ini, ERCP mengalami invasi dengan proses pemindaian yang memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio melalui MRCP.

Percutaneous Endoscopic Gastrostomy (PEG) – Feeding Tube

            PEG – Feeding Tube merupakan teknologi pendukung dalam sistem pencernaan manusia, di mana dilakukan penanaman tabung berpenutup yang berfungsi sebagai jalur masuknya makanan dan minuman, yang ditanam pada lambung. PEG – Feeding Tube digunakan untuk pasien yang tidak mampu menggunyah makanan maupun menyerap makanan, dikarenakan penyakit kanker kerongkongan, stroke, prosedur operasi mulut, trauma, anorexia, maupun pembengkakan pankreas.

Gangguan dan Kelainan pada Sistem Pencernaan

Xerostomia
Definisi         : merupakan kondisi terlalu sedikitnya produksi air liur (saliva) akibat gangguan pada pusat ludah.
Penyebab      : dehidrasi, penyakit ini biasa menyerang orang-orang yang menggunakan organ mulut sebagai tumpuan utama dalam bekerja, seperti penyanyi, narasumber, pembicara, motivator, juga guru, serta konsumsi obat-obatan yang menyebabkan penurunan produksi saliva (ex. antihistamin, antidepresan, diuretik, anti-inflamasi).
Indikasi        : Indikasi : bibir pecah-pecah, bau mulut (halitosis), luka pada mulut dan lidah, rasa lengket dan kering pada mulut dan lidah.
Diagnosa      : pemeriksaan gigi dan mulut, tes cairan ludah (saliva).
Pengobatan   : meningkatkan konsumsi air mineral, menggunakan obat kumur untuk mengurangi bau mulut, menyikat gigi secara teratur.
Preventif       : teratur mengonsumsi air mineral, menyikat gigi secara teratur.

Stomatitis
Definisi         : merupakan peradangan atau pembengkakan yang umum terjadi pada bagian mulut, meliputi bagian membran lendir halus yang melapisi mulut (mukosa), bibir, dan lidah.
Penyebab      : infeksi virus herpes, reaksi terhadap alergi, merokok, penyakit gigi, kekurangan vitamin, penyakit sistemik.
Indikasi        : adanya luka kecil pada bagian bibir, gusi, lidah, ataupun pipi bagian dalam, berwarna merah dan terasa sakit, gatal, terbakar, serta dapat menyebabkan demam, kelelahan, sakit kepala, dan hilangnya nafsu makan.
Diagnosa      : pemerikasaan kesehatan mulut, biopsi, tes darah (jika diperlukan).
Pengobatan : pemberian antibiotik, pada gejala yang lebih parah dilakukan pemberian Corticosteroid, pengaplikasian krim penawar rasa sakit.
Preventif       : menyikat gigi secara teratur, menghindari makanan bertekstur kasar (ex. popcorn, keripik), hindari berkumur terlalu kuat, hindari mengonsumsi makanan yang mengandung zat adiktif tertentu, hindari makanan yang bersifat asam dan pedas.

Sakit Gigi
Definisi         : rasa sakit dan nyeri yang muncul di daerah sekitar gigi, gusi, dan rahang, biasa disebabkan oleh infeksi bakteri.
Penyebab      : pembusukan gigi akibat gigi berlubang, tumbuhnya nanah akibat infeksi bakteri (abses periapikal), penyusutan gusi, gigi retak, dan bekas tambalan gigi yang berlubang atau pecah.
Indikasi        : bengkak di sekitar areal gigi, sakit kepala dan pening yang tak tertahankan, demam tinggi, bau mulut.
Diagnosa      : pemeriksaan gigi dan mulut, rontgen.
Pengobatan : pemberian obat anti-inflamasi, prosedur pencabutan, penambalan gigi berlubang, operasi.
Preventif       : menggosok gigi secara teratur, memeriksakan diri pada dokter gigi minimal 6 bulan sekali, mengganti sikat gigi minimal 3 bulan sekali, membersihkan sela-sela gigi menggunakan dental floss, berhenti merokok.

Parotitis (Gondongan)
Definisi         : penyakit menular yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah.
Penyebab      : infeksi virus Paramyxovirus, konsumsi obat yang menekan hormon tiroid, serta kekurangan Iodium dalam tubuh.
Indikasi       : demam, sakit kepala, nyeri otot, kehingan nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat mengunyah, diikuti pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis), pada pria akil balik terjadi pembengkakan testis karena penyebarannya melalui darah.
Diagnosa      : tes urine, tes darah, pemeriksaan fisis.
Pengobatan   : pemberian pereda rasa sakit (ex. Parasetamol), istirahat agar demam turun dan inflamasi mengempis, pemberian Corticosteroid.
Preventif       : hindari mengonsumsi makanan atau minuman yang bersifat asam, vaksinasi MMR (Mumps-Morbilli-Rubella), mencukupi kebutuhan Iodium dalam tubuh.

Heartburn
Definisi         : kenaikan asam lambung secara berlebih hingga mencapai esofagus (kerongkongan), yang menyebabkan penderita merasakan rasa panas pada ulu hati hingga dada.
Penyebab      : infeksi H. Pylori.
Indikasi        : sesak nafas, adanya rasa kesemutan dan nyeri pada dada, jantung berdebar lebih kencang, disertai mual, muntah, dan nyeri pada perut.
Diagnosa      : esophageal pH monitoring, manometry, endoscopy, biopsi.
Pengobatan   : [prosedur pertolongan pertama] pemberian air hangat + gula, diikuti relaksasi, dilanjutkan dengan pemberian asupan makanan bertekstur halus dan pergangan tulang belakang.
Preventif       : hindari konsumsi makanan pedas, MSG dan garam berlebih, hindari jarak makan terlalu jauh yang dapat menyebabkan perut kosong dalam waktu yang cukup lama.

Maag (Indigestion – Dispepsia)
Definisi         : nyeri yang berasal dari lambung, usus halus, atau bahkan kerongkongan akibat sejumlah kondisi.
Penyebab      : adanya luka terbuka pada lapisan lambung (tukak lambung), infeksi bakteri H. Pylori, obesitas, waktu makan yang tidak teratur, stress.
Indikasi        : rasa panas pada perut bagian atas, mual dan muntah, kembung, nyeri pada ulu hati.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik.
Pengobatan : pemberian obat-obatan, seperti antasida, antagonis reseptor H2 (H2RA), penghambat pompa proton (PPI), alginat, antibiotik, prokinetik, dan obat antidepresan.
Preventif       : mengatur pola makan secara teratur, tidak menunda-nunda makan, menghindari makanan pedas dan asam, istirahat secara teratur.
Ulkus Peptikum
Definisi         : kerusakan pada lapisan mukosa, submukosa sampai lapisan otot saluran cerna yang disebabkan oleh aktivitas pepsin dan asam lambung yang berlebihan.
Penyebab      : sekresi asam lambung dan pepsin berlebih, gangguan ketahanan mukosa saluran pencernaan, penyakit liver kronis, infeksi bakteri H. Pylori.
Indikasi        : nyeri dan rasa panas terbakar pada lambung, mual dan muntah, asam lambung yang terasa naik hingga esofagus, perut terasa tidak enak.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik, USG.
Pengobatan : pemberian aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, dan antasida.
Preventif       : hindari konsumsi alkohol secara berlebih, berhenti merokok, menghindari mengonsumsi makanan pedas.

Gastritis
Definisi         : iritasi, peradangan, maupun pengikisan lapisan pada lambung, akibat infeksi virus, bakteri, maupun parasit.
Penyebab      : infeksi bakteri H. Pylori, anemia pernisiosa, reaksi autoimun, muntah kronis, penyalahgunaan obat-obatan, konsumsi alkohol berlebih.
Indikasi        : nyeri yang menggerogoti dan panas pada lambung, muntah darah, kehilangan nafsu makan, merasa selalu kenyang saat makan, feses berwarna hitam pekat dan keras.
Diagnosa      : tes darah, tes feses, tes napas untuk mengetahui adanya infeksi bakteri H. Pylori, tes cairan lambung, rontgen.
Pengobatan   : pemberian antasida dan antibiotik, pemberian penghambat histamin (H2 blocker) serta penghambat pompa proton (PPI).
Preventif       : selalu membiasakan mencuci tangan sebelum makan, menggunakan alat makan pribadi, hindari mengonsumsi makanan mentah ataupun setengah matang.

Kanker Lambung
Definisi         : kanker yang menggerogoti lapisan tertentu pada bagian lambung.
Klasifikasi    : Adenocarcinoma – sel kanker menyerang sel-sel pada lapisan dalam lambung yang memproduksi cairan lendir (mukus).
                     Gastrointestina Stroma Tumor (GIST) – tumor atau kanker yang yang menyerang jaringan ikat atau otot-otot dinding perut.
                     Carcinoid – kanker yang menyerang sel-sel penghasil hormon di dalam lambung.
                     Lymphoma – kanker yang menyerang jaringan limfatik atau jaringan yang membantu melawan infeksi pada lambung.
Penyebab      : infeksi bakteri H. Pylori, mengonsumsi daging asap, garam, ikan asin, acar, serta makanan yang mengandung  aflatoksin, infeksi lambung dalam waktu lama, memiliki polip di dalam lambung, menderita anemia pernisiosa.
Indikasi        : gangguan pencernaan yang mudah kambuh, hilang nafsu makan, penurunan berat badan, pembengkakan pada perut, tinja berwarna hitam atau terdapat darah pada tinja, anemia, mual dan muntah.
Diagnosa      : pemeriksaan tinja untuk keberadaan darah, pemeriksaan darah, endoscopy, rontgen, CT scan, USG, bedah laparoskopi.
Pengobatan   : radioterapi, kemoterapi, operasi
Preventif       : mengurangi konsumsi garam dan makanan-makanan yang diolah secara diasapi, memperbanyak konsumsi serat sayur dan buah-buahan, tidak merokok.

Sirosis (Gagal Hati)
Definisi         : kerusakan hati (hepar) dalam jangka panjang (kronis) yang menimbulkan luka pada hati, sehingga menyebabkan disfungsi hati.
Penyebab      : infeksi virus hepatitis B, hepatitis C, konsumsi minuman keras serta minuman berkarbonasi secara berlebihan.
Indikasi        : kehilangan nafsu makan, keletihan, pembengkakan pada pergelangan kaki atau perut, penurunan atau kenaikan berat badan secara signifikan, mual dan muntah darah, kulit gatal-gatal.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik, tes darah, CT scan, MRI, USG, biopsi.
Pengobatan   : [prosedur pengobatan lebih diutamakan untuk menghambat kerusakan hati, serta menekan kemungkinan komplikasi] mengonsumsi obat antivirus hepatitis C, pengurangan konsumsi minuman keras dan minuman berkarbonasi, transplantasi hati.
Preventif       : pembatasan konsumsi minuman keras dan minuman berkarbonasi, tidak melakukan kegiatan seks bebas, tidak berbagi jarum suntik, vaksinasi hepatitis B.

Batu Empedu
Definisi         : pengerasan kolesterol yang tertimbun dalam kantong empedu, sehingga menyumbat saluran empedu.
Penyebab      : faktor usia, obesitas, kadar kolesterol tinggi, penderita diabetes maupun sirosis, pengguna Ceftriaxone, genetik keluarga.
Indikasi        : sakit perut yang mudah kambuh, demam tinggi, sakit kuning, gatal-gatal pada kulit, mual dan muntah, serta kehilangan nafsu makan.
Diagnosa      : tes darah, USG, CT scan, MRI, kolangiografi.
Pengobatan   : kolesistektomi laparoskopi, kolesistektomi sayatan terbuka, ERCP, pemberian asam ursodeoksikolat (hanya pada kasus batu empedu awal)
Preventif       : hindari konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol tinggi, hindari konsumsi minuman keras, menjaga asupan serat dan air dalam tubuh, serta menghindari diet ketat.

Kolik
Definisi         : rasa nyeri yang tajam pada perut.
Penyebab      : penyumbatan otot polos pada ureter, penyumbatan usus, ginjal, dan organ abdomen lainnya, konsumsi makanan yang bersifat merangsang secara berlebih (ex. cabai, lada, jahe).
Indikasi        : mual dan muntah, urin berwarna coklat kemerahan, tidak mampu menahan keinginan untuk buang air kecil, konstipasi.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik, tes urin, tes feses.
Pengobatan   : pantangan makanan tertentu, pemberian obat antinyeri, meningkatkan konsumsi makanan kaya serat.
Preventif       : meningkatkan makanan kaya serat, air mineral, dan menghidari makanan yang bersifat merangsang.

Gastroenteritis
Definisi         : infeksi yang terjadi pada usus akibat virus, bakteri, maupun parasit, biasa dikenal sebagai flu perut, atau flu lambung.
Penyebab      : rotavirus, norovirus, anak kecil dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan.
Indikasi        : muntah lebih dari 48 jam, mengalami dehidrasi akut, muntah darah, demam tinggi di atas 40 derajat Celcius, sakit dan kram pada perut, kejang-kejang.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik, tes feses.
Pengobatan   : pemberian infus untuk rehidrasi, pemberian oralit, pemberian makanan bertekstur lembut (ex. bubur polos, mash banana).
Preventif       : selalu membiasakan mencuci tangan sebelum makan, menggunakan alat makan pribadi, hindari mengonsumsi makanan mentah ataupun setengah matang.

Hernia
Definisi         : penyakit yang terjadi karena adanya organ dalam tubuh yang menekan dan mencuat melalui jaringan otot atau jaringan di sekitarnya yang lemah, biasa muncul di daerah abdomen.
Klasifikasi    : Hernia Inguinalis – jaringan lemak atau sebagian usus di rongga perut yang mencuat ke selangkangan.
                     Hernia Femoralis –  jaringan lemak atau sebagian usus yang mencuat ke bagian atas paha bagian dalam.
                     Hernia Umbilikus – jaringan lemak atau sebagian usus mendorong dan menonjol di dinding abdomen, dekat pusar.
                     Hernia Insisi – jaringan yang mencuat lewat luka operasi yg belum sembuh pada abdomen [komplikasi pada operasi bagian perut].
                     Hernia Hiatus – bagian lambung yang masuk lewat celah pada diafragma dan mencuat ke rongga dada.
                     Hernia Spigellian – sebagian usus mendorong jaringan ikat perut dan mendorong dinding perut depan kiri atau kanan bawah pusar.
                     Hernia Diafragma – organ perut yang berpindah ke rongga dada melalui celah pada diafragma.
                     Hernia Epigastrik – jaringan lemak yang mencuat keluar dan menonjol pada dinding abdomen, di antara pusar dan tulang dada bagian bawah.
Penyebab      : konstipasi, penumpukan cairan di dalam abdomen, mengangkat beban secara berlebihan, obesitas, kehamilan yang meningkatkan tekanan perut, kenaikan berat badan secara tiba-tiba.
Indikasi        : sakit perut yang sangat parah dan muncul tiba-tiba, mual, muntah, sulit buang air besar, serta tonjolan hernia yang mengerasa atau sakit saat disentuh maupun tidak bisa didorong masuk.
Diagnosa      : USG
Pengobatan   : prosedur operasi, laparoskopi, konsumsi obat-obatan tertentu.
Preventif       : mengonsumsi makanan kaya serat untuk memperlancar buang air besar, sehingga meminimalisir terjadinya konstipasi.

Konstipasi (Sembelit)
Definisi         : pengerasan tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang (dikeluarkan) dan dapat menyebabkan kesakitan yang hebat.
Penyebab      : dehidrasi, kekurangan serat, stress, pengaruh hormon (ex. pada saat menstruasi atau masa kehamilan), elastisitas usus yang mulai menurun (akibat usia lanjut), kelainan anatomis sistem pencernaan, diet buruk, efek samping obat (ex. obat antidiare, analgesik, antasida).
Indikasi        : harus mengejan kerasa ketika buang air besar, tinja terlihat kering, keras, atau bergumpal, sakit dan kram pada perut bagian bawah, terasa ada yang mengganjal pada rektum, proses buang air besar yang tidak tuntas.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik.
Pengobatan   : pemberian obat pencahar, dilanjutkan dengan perubahan pola makan dan gaya hidup.
Preventif       : mengonsumsi makanan kaya serat, memperbanyak konsumsi air mineral untuk mencegah dehidrasi, tidak mengabaikan keinginan untuk buang air besar, dan mengatur jadwal buang air besar secara teratur.

Apendisitis (Usus Buntu)
Definisi         : peradangan (pembengkakan) apendiks (umbai cacing).
Penyebab      : penyumbatan usus buntu akibat tinja (obstruksi), pembengkakan kelenjar getah bening dalam dinding usus [biasa terjadi setelah infeksi saluran pernapasan atas], infeksi virus gastrointestinal.
Indikasi        : perut kembung, kehilangan nafsu makan, tidak dapat buang gas, mual dan muntah, konstipasi, diare, demam.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik, tes darah, tes urine, CT scan, USG.
Pengobatan   : prosedur operasi apendektomi ataupun bedah laparoskopi.
Preventif       : meningkatkan konsumsi makanan kaya serat untuk meminimalisir konstipasi.

Kanker Usus
Definisi         : kanker yang tumbuh di sepanjang usus, muncul dari sel-sel pembentuk kelenjar pada dinding usus.
Klasifikasi    : Kanker Duodenum – kanker yang menggerogoti bagian usus dua belas jari (duodenum).
                     Kanker Kolorektal – kanker yang menjalar pada bagian usus halus.
                     Kanker Kolon – kanker yang tumbuh pada bagian usus besar.
Penyebab      : konstipasi, tumbuhnya polip pada usus, masalah divertikula, infeksi virus dan bakteri, peradangan pada usus, kadar toksinitas melebihi batas toleransi.
Indikasi        : muncul darah pada saat buang air besar, diare, konstipasi, kram pada perut, kembung, anemia akut.
Diagnosa      : pemeriksaan tinja untuk keberadaan darah, pemeriksaan darah, colonoscopy, CT scan, MRI, USG.
Pengobatan   : operasi, pembuatan stoma, radioterapi, kemoterapi, penyinaran laser.
Preventif       : mengurangi konsumsi garam dan makanan-makanan yang diolah secara diasapi, memperbanyak konsumsi serat sayur dan buah-buahan, tidak merokok.

Peritonitis
Definisi         : peradangan lapisan tipis di dinding bagian dalam perut (peritorium).
Penyebab      : sirosis, dialisis peritoneal (efek samping prosedur medis), radang panggul, pecahnya usus buntu, robeknya ulkus lambung, divertikulitis, pankreatitis akut, luka parah pada bagian perut akibat tusukan pisau atau luka tembak.
Indikasi        : demam tinggi, mual dan muntah, diare, sulit membuang gas, sulit buang air besar dan kecil, pembengkakan pada perut disertai nyeri ketika perut disentuh, kehilangan nafsu makan.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik, tes urin, tes darah, pembedahan eksplorasi, analisis cairan peritorium (parasintesis), CT scan, MRI, USG, rontgen.
Pengobatan : pemberian obat-obatan antibiotik dan antijamur, pembedahan peritorium, pemasangan selang makanan.

Hemoroid (Ambeien – Wasir)
Definisi         : pembengkakan yang berisi pembuluh darah yang membesar di sekitar bokong, yaitu di dalam rektum atau di dalam anus.
Penyebab      : konstipasi akut, diare akut, faktor genetik, efek terlalu lama duduk, kurangnya asupan makanan berserat dan dehidrasi.
Indikasi        : keluarnya darah segar ketika buang air besar, adanya benjolan pada bagian dubur, rasa sakit ketika mengejan saat buang air besar.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik, tes feses.
Pengobatan   : pemberian obat-obatan, injeksi, operasi.
Preventif       : meningkatkan konsumsi makanan kaya serat, memperbanyak konsumsi air mineral.

Malabsorpsi
Definisi         : kemampuan lambung dan usus dalam menyerap sari makanan menjadi tidak sebaik yang semestinya.
Penyebab      : intoleran laktosa, penyakit liver kronis, infeksi parasit, AIDS.
Indikasi        : penurunan berat badan yang drastis, diare akut, steatorrhea, perut kembung, dan sulit membuang gas.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik, endoscopy, colonoscopy, USG.
Pengobatan   : pantangan makanan tertentu, pemberian obat-obatan (ex. anti-diarrheals, antibiotik, enzim pengganti), operasi.

Malnutrisi
Definisi         : kondisi medis yang disebabkan oleh diet yang tidak tepat, atau tidak cukup; walaupun sering disamakan dengan istilah kurang gizi, malnutrisi juga mencakup kelebihan gizi (overnutition) dalam tubuh.
Klasifikasi    : (secara umum)
                     Kwashiorkor – gangguan gizi yang disebabkan oleh kurangnya protein dalam tubuh, yang biasa dikenal busung lapar.
                     Marasmus – gangguan gizi yang disebabkan oleh kurangnya karbohidrat dalam tubuh.
Penyebab      : kekurangan protein, kekurangan karbohidrat, kekurangan vitamin (avitaminosis/defisiensi), dehidrasi berat.
Indikasi        : muncul edema di seluruh tubuh terutama punggung kaki, wajah membulat sembap, anoreksia, pembesaran jaringan hati, kulit berkerut, sangat kurus, perut cekung, rambut mudah patah dan kemerahan.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik.
Pengobatan   : pemberian makanan dengan nilai gizi tertentu yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu, dilanjutkan dengan pemberian suplemen makanan.
Preventif       : pemberian ASI dan MPASI pada bayi.

Keracunan Makanan
Definisi         : kondisi yang muncul akibat mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi oleh organisme menular, seperti bakteri, virus, dan parasit, maupun makanan yang diolah secara kurang baik.
Penyebab      : kontaminasi bakteri (ex. Salmonella, E. Coli, Listeria, Shigella), virus (rotavirus, norovirus), parasit (Cryptosporidium, Entamoeba, Giardia), konsumsi makanan mentah dan setengah matang.
Indikasi        : diare, mual dan muntah, sakit atau kram perut.
Diagnosa      : pemeriksaan fisik.

Pengobatan   : istirahat cukup, pemberian infus sebagai rehidrasi, pemberian oralit.

Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia

Proses Pencernaan Makanan pada Manusia Meliputi:
Ingesti à masuknya makanan ke dalam mulut
Digesti à hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil
Absorpsi à pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasidarah dan limfatik
Eliminasi à proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna.

Proses Pencernaan berlangsung dalam 2 cara, yakni:
Fisik/Mekanis à Melibatkan saluran pencernaan makanan (traktus digestivus)
Kimiawi/Enzimatis à Melibatkan enzim – enzim pencernaan yang berasal dari kelenjar pencernaan (glandula digestoria)

Proses Fisik berlangsung melalui Rongga Mulut > Esofagus > Lambung
- Pada Rongga Mulut (Kavum Oris) terdapat gigi, lidah, dan bibir
       * Gigi à berfungsi untuk menghancurkan  makanan secara mekanis dengan pengunyahan; selama hidupnya manusia hanya memiliki dua susunan gigi :
       Gigi Susu : terdiri atas 20 gigi, dan tumbuh pada bayi yang berumur 6-8 bulan,            lengkapnya  setelah umur 2 tahun.
       Gigi Tetap : terdiri atas 32 gigi, dan tumbuh pada anak berumut sekitar 6-7 tahun.
       Klasifikasi Gigi :
       Gigi seri, berfungsi untuk memotong atau mengerat makanan
       Gigi taring, berfungsi untuk merobek dan mengoyak makanan.
       Gigi geraham depan, berfungsi untuk menggiling dan mengunyah makanan.
       Gigi geraham belakang, berfungsi untuk menggilas, melumat, menghancurkan, dan menghaluskan makanan.
       Struktur Gigi :
       Mahkota Gigi (Korona), bagian yang tampak dari luar. Setiap jenis memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda.
       Leher gigi (Kolum), bagian gigi yang berada di dalam gusi yang terlindung dan merupakan batas antara mahkota dan akar gigi.
       Akar gigi (Radiks), bagian gigi yang ada didalam rahang dan tertanam. Akar gigi menancap di tulang rahang dengan jumlah satu atau dua.
       Email Gigi, Lapisan yang melapisi bagian mahkota gigi, berfungsi sebagai pelindung.
       Bagian email gigi paling keras terdapat pada bagian mahkota gigi,semakin ke bawah email gigi semakin tipis.
       Gusi, Bagian mulut yang menutupi rahang dan mengelilingi leher gigi, berfungsi sebagai pelindung akar gigi dan jaringan akar gigi serta untuk rangsangan eksternal, terutama dari bakteri dalam mulut.
       Dentin, Lapisan gigi yang terdapat pada bagian bawah lapisan email gigi pada mahkota dan terdapat juga pada bagian bawah lapisan sementum pada akar gigi, berfungsi untuk mendukung email dan menyerap tekanan saat mengunyah.
       Rongga Gigi, Jaringan lunak yang terdapat pada bagian tengah gigi yang berbentuk rongga dan terisi oleh pembuluh darah dan pembuluh saraf, berfungsi untuk memberikan nutrisi pada gigi karena memiliki pembuluh darah serta memiliki fungsi untuk membentuk lapisan dentin.
       Semen, Bagian gigi yang melapisi akar gigi. Semen akan semakin tebal seiring bertambahnya usia, berfungsi untuk menghubungkan gigi dengan rahang tempatnya tumbuh.
       Saraf dan Pembuluh, berfungsi untuk menyalurkan semua keadaan yang terjadi menuju saraf dan pembuluh darah untuk jalannya aktifitas darah yang melewati pembuluh darah tersebut.
       * Lidah à berfungsi untuk merasakan rasa makanan, untuk mencampur makanan yang sedang dikunyah, serta membantu proses penelanan; pada permukaan lidah yang kasar terdapat kuncup pengecap, dan itu terdapat pada  ujung papillae.
       * Bibir à berfungsi untuk menahan makanan di dalam mulut agar tidak tumpah; pada bayi, berfungsi untuk mengisap susu.

- Kerongkongan (Esofagus)
       - merupakan saluran cerna yang berupa tabung berotot, yang berfungsi untuk memindahkan makanan dari mulut ke lambung.
       - kerongkongan tersusun atas otot yang melingkar dan memanjang  sehingga ketika berkontraksin, makanan akan terdorong menuju lambung (gerak peristalik) Setelah makanan dikunyah dan bercampur dengan salivan makanan itu disebut bolus.

- Lambung (Ventrikulus)
       - Lambung adalah suatu kantong penyimpanan yang berbentuk huruf J, sebagai organ endokrin eksokrin campuran yang mencerna makanan dan menyeleksi hormon; pada perbatasan esofagus dengan lambung terdapat otot sfingter yang berfungsi membuka dan menutup mulut lambung.
       - Fungsi lambung adalah menambah cairan asam pada makanan yang masuk mengubahnya menjadi massa kental (khimus) melalui aktivitas otot dan melanjutkan proses pencernaan secara kimiawi dengan menghasilkan enzim proteolik
       - Bagian Lambung meliputi:
       Kardiak à sabuk ,melingkar ( 1,5-3 cm) mmerupakan pintu masuk letak peralihan antara esofagus dan lambung atas sel sekresi menghasilkan mucus mucus dan lisospim, kecuali parietal  yang menghasilkan HCl
       Fundus dan Korpus à daerah lambung bagian tengah yang berbentuk bulat tempat dimana gas gas terakumulasi makanan dicerna disimpan kurang lebih 1 jam
       Pilorus à di daerah bawah dekat dengan bagian usus halus atau  duodenum berhubungan langsung dengan usus 12 jari ada pencernaan secara kimia.
       - Getah Lambung meliputi:
       Asam Klorida (HCl) dan Pepsin    
       Asam Klorida (HCl) : berperan sebagai melunakkan makanan dan memecah menjadi bagian – bagian yang lebih kecil lalu menjadi khimus (bubur makanan). Asam Klorida dibentuk oleh sel sel mukosa; HCl berfungsi untuk mengaktifkan enzim, merangsang sekresi getah lambung, membuat lingkungan lambung menjadi asam (pH 1-3).
       Pepsin : bertugas mengadakan perombakan protein makanan menjadi senyawa yang lebih sederhana, seperti pepton, abunosa, dan peptide.

- Usus Halus (Intestium Tenue)
       - Terletak di antara sfingter pilorus (ujung posterior perut) dan persimpangan di sekum di mana ia diikuti oleh bagian terakhir dari sistem pencernaan, yaitu, usus besar.
       - Usus kecil adalah bagian yang sangat penting dari saluran pencernaan karena tidak hanya mencerna sebagian besar isi makanan tetapi juga dimaksudkan untuk menyerap partikel makanan yang terakhir dicerna.
       - Beberapa fungsi usus halus meliputi penetralan, penyerapan, dan pencernaan.
       - Usus Kecil terbagi menjadi 3, yakni Duodenum, Jejunum, dan Ileum
       - Duodenum à merupakan organ terpenting dan bagian terpendek dari usus kecil, terletak di ujung anterior yang terhubung dengan perut, sedangkan ujung posterior menyentuh jejunum, dengan panjang ±25 cm; secara fungsional sangat penting karena sebagian besar dari pencernaan kimia terjadi di sini.
       - Dinding usus halus mengeluarkan hormon :
v  Hormon Sekretin, fungsinya untuk merangsang getah pankreas untuk menghasilkan enzim-enzim yaitu Tripsin, Amilase, dan Lipase.
v  Hormon Kolesistokinin, fungsinya untuk merangsang empedu menghasilkan getah empedu. Getah empedu memiliki fungsi untuk mengemulsikan lemak dan mempengaruhi penyerapan vitamin K.

       - Jejunum à Letaknya yaitu diantara usus duodenum dan usus ileum. Memiliki panjang ± 1-2 meter untuk orang dewasa normal; terdapat kelenjar – kelenjar kecil yang disebut lieberkuhn yang berfungsi mengeluarkan getah usus; getah usus menghasilkan beberapa enzim yang bekerja secara kimiawi.
       - Enzim Pada Jejunum meliputi :
- Maltase: Memecah maltosa menjadi dua molekul glukosa.
      - Laktase: Memecah laktosa menjadi galaktosa dan glukosa.
      - Sukrase: Memecah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.
      - Erepsin: Memecah peptida menjadi asam amino.
      - Lipase: Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
- Ileum à pada usus penyerapan ini pencernaan makanan sudah sedikit terjadi bahkan tidak terjadi sama sekali karena pada bagian ini makanan sudah mulai diserap oleh tubuh setelah melalui beberapa proses sebelumnya sehingga sedikit sekali penyerapan yang terjadi pada bagian ini; pada ileum atau usus penyerapan terdiri dari 4 lapisan.
Proses penyerapan terjadi di ileum karena terdapat jonjot – jonjot usus ( vili ) yang berfungi untuk memperluas daerah penyerapan; penyerapan sari – sari makanan dibedakan menjadi penyerapan 3 zat utama, yaitu penyerapan karbohidrat, protein dan lemak.
- Lapisan pada Ileum :
a. Lapisan Luar
Pada lapisan luar ini terdapat membran-membran serosa yang fungsinya untuk membalut usus dengan erat.
b. Lapisan Otot
Pada lapisan ini terdapat berbagai macam otot. Dibagi menjadi 2 lapisan serabut yaitu lapisan luar terdiri dari serabut longitudinal, dan lapisan dalam yang terdiri dari serabut sirkuler. Diantara kedua lapisan serabut itu terdapat pembuluh darah dan pembuluh limfa.
c. Lapisan Sub Mukosa
Pada lapisan ini terdapat otot sirkuler dan lapisan terdalam merupakan perbatasannya. Pada dinding sel mukosa terdiri dari atas jaringan areoral yang berisi banyak pembuluh darah, saluran limfa, dan fleksus yang disebut fleksus meissner.
d. Lapisan Mukosa
Pada lapisan mukosa biasanya dindingnya itu tersusun berupa kerutan tetap berupa jala yang memberi kesan seperti anyaman halus.
Lapisan yang berupa kerutan tersebut biasanya akan menambah luasnya permukaan sekresi dan penyerapan.
Pada lapisan mukosa juga terdapat villi yang memiliki tonjolan-tonjolan yang disebut mikrovilus. Biasanya setiap villi terdiri dari ± 5000 mikrovilli
- Jonjot Usus :
Jonjot-jonjot usus ialah lekukan atau lipatan yang terdapat dalam penyerapan usus atau ileum.
Fungsi dari jonjot-jonjot usus yaitu memperluas permukaan penyerapan, dengan demikian makanan yang ada di dalam usus dapet diserap semupurna.
Jika tidak ada peran dari jonjot-jonjot usus, maka pencernaan akan tidak normal dan makanan akan langsung terbuang ke dalam feses.
Pada jonjot terdapat 2 pembuluh, yaitu :
      - Pembuluh darah,  berfungsi menyerap dan mengangkut glukosa, asam amino,  mineral dan vitamin ke seluruh tubuh.
      -  Pembuluh kil, berfungsi menyerap dan mengangkut asam lemak dan gliserol ke pembuluh balik besar (vena cava).

       - Usus Besar :
      Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses
      Fungsi usus besar ada 3 yaitu :
               1. Menyimpan dan eliminasi sisa makanan
               2. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, dengan cara menyerap air
               3. Mendegradasi bakteri
      Perannya, memproses sisa makanan agar mudah dikeluarkan
      Gambaran histologis usus besar secara umum mengandung Kripta Lieberkuhn yang lebih panjang dan lebih lurus pada Tunika Mukosa dibandingkan usus halus.
      Epitelnya berbentuk silinder dan mengandung lebih banyak sel goblet
      Lamina propria usus besar terdiri atas jaringan ikat retikuler dan nodulus limfatikus
      Panjang usus besar adalah 1,5 – 2 m dengan diameter 5-8 cm
      Bagian Usus Besar meliputi :
            Sekum
Sekum adalah Bagian pertama dari usus besar, yang menghubungkan ileum (bagian akhir dari usus kecil) dengan usus asenden. Sekum, juga dieja caecum, namanya berasal dari bahasa Latin caecus untuk “buta”, sebuah referensi untuk fakta bahwa bagian bawah itu adalah kantong buta.
Fungsi Sekum:
Melakukan penyerapan air dan juga garam yang tersisa didalam usus ketika pencernaan selesai dan juga penyerapan selesai.
         - Mencampur cairan dan garam tersebut bersamaan dengan zat pelumas dan juga lender
         Hal yang berhubungan :
         -  Sekum terletak dibagian kanan bawah perut
         -  Dinding pada lapisan internal sekum akan  terdapat selaput lendir yang tebal dan berfungsi sebagai penyerapan air dan garam mineral
         - Dibawah lapisan lender sekum terdapat lapisan jaringan otot yang bias menghasilkan gerakan berputar dan juga gerakan meremas.
            Kolon Asenden
Kolon adalah bagian terpanjang dari usus besar dan dimulai dengan usus asenden, yang disebut demikian karena mulai di dasar perut (kanan) dan bergerak ke atas menuju hati. Ini berakhir di mana usus besar mulai berubah di samping hati.
            Kolon Tranversum
Kolon asenden mengarah ke kolon transversum yang bergerak dari kanan ke kiri, di perut. Itu terletak tepat di bawah perut. Selain itu, usus besar transversum juga melekat pada perut oleh sekelompok dari jaringan yang disebut omentum yang lebih besar. Kemudian beralih ke bawah pada limpa dan berakhir ke dalam kolon desenden.
            Kolon Desenden
Berjalan ke bawah dari kolon transversum adalah kolon desenden yang terletak di sisi kiri perut dan berakhir ke bagian terakhir dari usus besar disebut kolon sigmoid.
Secara garis besar, Kolon merupakan tempat dari berbagai bakteri yang merupakan bakteri ramah. Bakteri ini memproduksi vitamin K, yang penting untuk proses pembekuan darah tubuh. Sel-sel pada lapisan usus menyerap sebagian besar air, vitamin dan mineral dari massa kelembaban dan makanan tidak tercerna yang diterimanya dari sekum. Oleh kontraksi otot, makanan tidak tercerna atau fecal   yang melewati usus besar dan ke dalam rektum. Penghapusan bahan limbah beracun dari tubuh dalam bentuk tinja, juga merupakan bagian dari fungsi usus besar.
            Sigmoid
Terletak di sisi kiri bawah perut, kolon sigmoid adalah struktur ‘berbentuk S’ bergabung dengan kolon desenden dan rektum. Bagian dari usus besar dilapisi dengan jaringan otot yang kuat yang memberikan usus besar kekuatannya untuk mengusir sampah ke dalam rectum.
            Rektum
Bagian terakhir dari usus besar disebut rektum. Di sinilah bahan limbah dalam bentuk feses disimpan sampai diekskresikan keluar dari anus. Ini terdiri dari lapisan mukosa tebal dan disertakan dengan banyak pembuluh darah.
            Anus
Anus merupakan saluran terakhir dari saluran pencernaan pada manusia. Aktifitas kontraksi pada rektum akan mengakibatkan feses akan terdorong ke bagian anus sehingga feses dapat dikeluarkan dari saluran pencernaan manusia.
 Anus memiliki dua jenis otot yaitu otot polos dan otot lurik. Otot polos akan digunakan jika kita menahan buang air besar sehingga kita bisa menahan beberapa saat saat kita ingin buang air besar namun susah emndapatkan toilet. Namun apabila otot lurik ini sudah tidak bisa menahan maka otot polos akan bekerja dengan sendirinya untuk membuka anus sehingga feses akan keluar otomatis meskipun kita belum menginginkan untuk dikeluarkan.

Proses Kimiawi
Kelenjar liur atau kelenjar ludah pada mamalia adalah kelenjar eksokrin, yaitu kelenjar yang mempunyai saluran sendiri, yang memproduksi air liur. Kelenjar ini juga menyekresi amilase, enzim yang memecah karbohidrat menjadi maltosa.
Kelenjar ini pada manusia terdapat di bawah lidah. Produksi air ludah dapat terganggu apabila terjadi dehidrasi, panas dalam, atau disebabkan oleh suatu penyakit.
1. Kelenjar Parotis / Parotid (Glandula parotidea)
Kelenjar parotis adalah sepasang kelenjar-liur yang terbesar. Ia dikelilingi oleh ramus mandibula dan menyekresikan air liur melalui Duktus Stensen menuju kavum oral untuk membantu mengunyah dan menelan.25% menghasilkan air liur.
2. Kelenjar Submandibula
Kelenjar Submandibula adalah sepasang kelenjar yang terletak di rahang bawah, di atas otot digatrik. Produksi sekresinya adalah campuran serous dan mukous dan masuk ke mulut melalui duktus Wharton. Walaupun lebih kecil daripada kelenjar parotis, sekitar 70% saliva di kavum oral diproduksi oleh kelenjar ini.
3. Kelenjar Sublingua
Kelenjar Sublingua adalah sepasang kelenjar yang terletak di bawah lidah di dekat kelenjar submandibula. Sekitar 5% air liur yang masuk ke kavum oral keluar dari kelenjar ini

Kelenjar hati ialah kelenjar pencernaan yang terletak pada rongga perut sebelah kanan. Kelenjar hati ialah  kelenjar pencernaan terbesar pada manusia yang berwarna merah kecoklatan.
Pada bagian depan hati terdapat kantung empedu yang berguna untuk menampung cairan empedu sebelum disalurkan untuk mencerna makanan. Empedu dibuat dari perombakan sel sel darah merah yang telah mati atau rusak. Hati mampu memproduksi 0.5 liter cairan empedu setiap harinya. Cairan empedu berguna untuk mengelmusikan lemak yaitu mengubah ukuran lemak menjadi partikel partikel yang lebih kecil agar lebih mudah diserap dan di edarkan oleh darah ke seluruh tubuh
.

         Hepar (hati) adalah kelenjar terbesar dalam tubuh dengan berat sekitar 1300-1550 gram dan berwarna merah cokelat, mempunyai banyak pembuluh darah serta lunak. Hepar berbentuk baji dengan permukaan dasarnya pada sisi kanan dan puncaknya pada sisi kiri tubuh, terletak di kuadran kanan atas abdomen (hipokondria kanan). Permukaan atasnya berbatasan dengan diafragma dan batas bawahnya mengikuti pinggiran kosta kanan.
         Hati terdiri atas dua bagian, yaitu Belahan Hati Kanan (Lobus Kanan) dan Belahan Hati Kiri (Lobus Kiri). Hati dilindungi oleh selaput tipis pada bagian luar yang disebut kapsula hepatis. Di dalam hati terdapat kelenjar empedu dan pembuluh darah yang dipersatukan oleh selaput tipis yang disebut Kapsula Gilson. Sel-sel hati bersatu membentuk lobula yang berjumlah kurang lebih 100 ribu lobula. Masing-masing lobula ini mempunyai panjang diameter antara 0,8 – 2 mm. Antara lobula satu dengan yang lain dipisahkan oleh ruangan-ruangan yang disebut lakuna.
         Hepar terdiri dari:
Lobus kiri dan lobus kanan, dengan lobus kanan lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri.
Lobulus. Hepar disusun oleh lobulus-lobulus kecil dan tersusun dalam kolom.
Vena sentralis pada bagian tengah tiap lobulus. Vena bergabung menjadi vena yang lebih besar dan membentuk vena hepatika yang kemudian menuju ke dalam vena kava inferior
Lakuna, yaitu ruangan yang memisahkan antara satu lobulus dengan lobulus lainnya.
Fungsi Hati :
         Sebagai kelenjar, hati menghasilkan:
         empedu yang mencapai ½ liter setiap hari. Empedu merupakan cairan kehijauan dan terasa pahit, berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua, yang kemudian disimpan di dalam kantong empedu atau diekskresi ke duodenum. Empedu mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin. Sekresi empedu berguna untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air. Apabila saluran empedu di hati tersumbat, empedu masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. Orang yang demikian dikatakan menderita penyakit kuning.
         sebagian besar asam aminofaktor koagulasi I, II, V, VII, IX, X, XI
         protein C, protein S dan anti-trombin
         kalsidiol
         trigliserida melalui lintasan lipogenesis
         kolesterol
         insulin-like growth factor 1 (IGF-1), sebuah protein polipeptida yang berperan penting dalam pertumbuhan tubuh dalam masa kanak-kanak dan tetap memiliki efek anabolik pada orang dewasa.
         enzim arginase yang mengubah arginina menjadi ornitina dan urea. Ornitina yang terbentuk dapat mengikat NH³ dan CO² yang bersifat racun.
         trombopoietin, sebuah hormon glikoprotein yang mengendalikan produksi keping darah oleh sumsum tulang belakang.
         Pada triwulan awal pertumbuhan janin, hati merupakan organ utama sintesis sel darah merah, hingga mencapai sekitar sumsum tulang belakang mampu mengambil alih tugas ini.
         albumin, komponen osmolar utama pada plasma darah.
         angiotensinogen, sebuah hormon yang berperan untuk meningkatkan tekanan darah ketika diaktivasi oleh renin, sebuah enzim yang disekresi oleh ginjal saat ditengarai kurangnya tekanan darah oleh juxtaglomerular apparatus.
         enzim glutamat-oksaloasetat transferase, glutamat-piruvat transferase dan laktat dehidrogenase

Pankreas à Organ Eksokrin dan Endokrin
Fungsi Pankreas sbg Organ Eksokrin:
         Meneralkan pH makan yang masuk ke duodenum agar dalam suasana basa. Sehingga makanan tidak bersifat asam, jika makanan bersifat asam dapat melukai usus. dan membuat enzim pankreas tidak berfungsi. 
         Menghasilkan berbagai enzim yang mencerna makanan masuk ke usus halus. Berbagai enzim dengan fungsi yang sama yaitu memecah molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana agar dapat diserap tubuh
Fungsi Pankreas sbg Organ Endokrin:
Pankreas manusia memiliki pula langerhans yang berperan dalam menjalankan fungsi Endokrin pankreas. Pula langerhans adalah kelompok sel-sel kecil yang tersebar di seluruh pankreas yang kaya dengan pembuluh darah dan menyusun 1-2% seluruh dari masa pankreas. Pulau langerhans terbagi atas 4 jenis sel, yang setiap selnya menghasilkan hormon yang beragam, dan setiap hormon mempunyai fungsi yang bergam
         Sela Alfa Pankreas
         Sel Beta Pankreas
         Sel F Pankreas (Sel Gamma Pankreas)
         Sel Delta Pankreas
Secara singkat fungsi dari pankreas sebagai organ endokrin adalah mengontrol kadar gula (glukosa) dalam darah
Fungsi Umum Pankreas :
         Sebagai kelenjar eksorin atau kelenjar mensekresikan zat-zat tertentu tanpa dengan melalui pembuluh darah
         Sebagai kelenjar endokrin atau kelenjar yang mensekresikan zat-zat tertentu melalui pembuluh darah
         Mempunyai peran menjaga keseimbangan kadar gula tubuh
         Menghasilkan cairan pankreas untuk proses pencernaan dalam saluran pencernaan 
         Berperan untuk menjaga keseimbangan lemak tubuh
         Memiliki peran metabolisme baik dengan anabolisme atuapun kataboisme gula dan bentuk lainnya
         Berfungsi dalam metabolisme lemak
Sebagai penghasil berbagai protease seperti tripsin, amilase, dan lipase dalam membantu proses pencernaan.
         Sebagai kelenjar eksorin atau kelenjar mensekresikan zat-zat tertentu tanpa dengan melalui pembuluh darah
         Sebagai kelenjar endokrin atau kelenjar yang mensekresikan zat-zat tertentu melalui pembuluh darah
         Mempunyai peran menjaga keseimbangan kadar gula tubuh
         Menghasilkan cairan pankreas untuk proses pencernaan dalam saluran pencernaan 
         Berperan untuk menjaga keseimbangan lemak tubuh
         Memiliki peran metabolisme baik dengan anabolisme atuapun kataboisme gula dan bentuk lainnya
         Berfungsi dalam metabolisme lemak

Sebagai penghasil berbagai protease seperti tripsin, amilase, dan lipase dalam membantu proses pencernaan