Xerostomia
Definisi : merupakan kondisi terlalu sedikitnya
produksi air liur (saliva) akibat gangguan pada pusat ludah.
Penyebab : dehidrasi, penyakit ini biasa menyerang
orang-orang yang menggunakan organ mulut sebagai tumpuan utama dalam bekerja,
seperti penyanyi, narasumber, pembicara, motivator, juga guru, serta konsumsi
obat-obatan yang menyebabkan penurunan produksi saliva (ex. antihistamin,
antidepresan, diuretik, anti-inflamasi).
Indikasi : Indikasi : bibir pecah-pecah, bau
mulut (halitosis), luka pada mulut dan lidah, rasa lengket dan kering pada
mulut dan lidah.
Diagnosa : pemeriksaan gigi dan mulut, tes cairan
ludah (saliva).
Pengobatan : meningkatkan konsumsi air mineral,
menggunakan obat kumur untuk mengurangi bau mulut, menyikat gigi secara
teratur.
Preventif : teratur mengonsumsi air mineral,
menyikat gigi secara teratur.
Stomatitis
Definisi : merupakan peradangan atau
pembengkakan yang umum terjadi pada bagian mulut, meliputi bagian membran lendir
halus yang melapisi mulut (mukosa), bibir, dan lidah.
Penyebab : infeksi virus herpes, reaksi terhadap
alergi, merokok, penyakit gigi, kekurangan vitamin, penyakit sistemik.
Indikasi : adanya luka kecil pada bagian bibir,
gusi, lidah, ataupun pipi bagian dalam, berwarna merah dan terasa sakit, gatal,
terbakar, serta dapat menyebabkan demam, kelelahan, sakit kepala, dan hilangnya
nafsu makan.
Diagnosa : pemerikasaan kesehatan mulut, biopsi,
tes darah (jika diperlukan).
Pengobatan
: pemberian antibiotik, pada gejala yang lebih parah dilakukan pemberian
Corticosteroid, pengaplikasian krim penawar rasa sakit.
Preventif
: menyikat gigi secara teratur,
menghindari makanan bertekstur kasar (ex. popcorn, keripik), hindari berkumur
terlalu kuat, hindari mengonsumsi makanan yang mengandung zat adiktif tertentu,
hindari makanan yang bersifat asam dan pedas.
Sakit
Gigi
Definisi : rasa sakit dan nyeri yang muncul di
daerah sekitar gigi, gusi, dan rahang, biasa disebabkan oleh infeksi bakteri.
Penyebab : pembusukan gigi akibat gigi berlubang,
tumbuhnya nanah akibat infeksi bakteri (abses periapikal), penyusutan gusi,
gigi retak, dan bekas tambalan gigi yang berlubang atau pecah.
Indikasi : bengkak di sekitar areal gigi, sakit
kepala dan pening yang tak tertahankan, demam tinggi, bau mulut.
Diagnosa : pemeriksaan gigi dan mulut, rontgen.
Pengobatan
: pemberian obat anti-inflamasi, prosedur pencabutan, penambalan gigi
berlubang, operasi.
Preventif : menggosok gigi secara teratur,
memeriksakan diri pada dokter gigi minimal 6 bulan sekali, mengganti sikat gigi
minimal 3 bulan sekali, membersihkan sela-sela gigi menggunakan dental floss,
berhenti merokok.
Parotitis
(Gondongan)
Definisi : penyakit menular yang menyerang
kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang sehingga
menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah.
Penyebab : infeksi virus Paramyxovirus, konsumsi
obat yang menekan hormon tiroid, serta kekurangan Iodium dalam tubuh.
Indikasi : demam, sakit kepala, nyeri otot, kehingan
nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat mengunyah, diikuti pembengkakan
kelenjar di bawah telinga (parotis), pada pria akil balik terjadi pembengkakan
testis karena penyebarannya melalui darah.
Diagnosa : tes urine, tes darah, pemeriksaan fisis.
Pengobatan : pemberian pereda rasa sakit (ex.
Parasetamol), istirahat agar demam turun dan inflamasi mengempis, pemberian
Corticosteroid.
Preventif : hindari mengonsumsi makanan atau
minuman yang bersifat asam, vaksinasi MMR (Mumps-Morbilli-Rubella), mencukupi
kebutuhan Iodium dalam tubuh.
Heartburn
Definisi : kenaikan asam lambung secara berlebih
hingga mencapai esofagus (kerongkongan), yang menyebabkan penderita merasakan
rasa panas pada ulu hati hingga dada.
Penyebab : infeksi H. Pylori.
Indikasi : sesak nafas, adanya rasa kesemutan dan
nyeri pada dada, jantung berdebar lebih kencang, disertai mual, muntah, dan
nyeri pada perut.
Diagnosa : esophageal pH monitoring, manometry,
endoscopy, biopsi.
Pengobatan : [prosedur pertolongan pertama] pemberian air
hangat + gula, diikuti relaksasi, dilanjutkan dengan pemberian asupan makanan
bertekstur halus dan pergangan tulang belakang.
Preventif : hindari konsumsi makanan pedas, MSG dan
garam berlebih, hindari jarak makan terlalu jauh yang dapat menyebabkan perut
kosong dalam waktu yang cukup lama.
Maag
(Indigestion – Dispepsia)
Definisi : nyeri yang berasal dari lambung, usus
halus, atau bahkan kerongkongan akibat sejumlah kondisi.
Penyebab : adanya luka terbuka pada lapisan lambung
(tukak lambung), infeksi bakteri H. Pylori, obesitas, waktu makan yang tidak
teratur, stress.
Indikasi : rasa panas pada perut bagian atas,
mual dan muntah, kembung, nyeri pada ulu hati.
Diagnosa : pemeriksaan fisik.
Pengobatan
: pemberian obat-obatan, seperti antasida, antagonis reseptor H2 (H2RA),
penghambat pompa proton (PPI), alginat, antibiotik, prokinetik, dan obat
antidepresan.
Preventif : mengatur pola makan secara teratur,
tidak menunda-nunda makan, menghindari makanan pedas dan asam, istirahat secara
teratur.
Ulkus
Peptikum
Definisi : kerusakan pada lapisan mukosa,
submukosa sampai lapisan otot saluran cerna yang disebabkan oleh aktivitas
pepsin dan asam lambung yang berlebihan.
Penyebab : sekresi asam lambung dan pepsin
berlebih, gangguan ketahanan mukosa saluran pencernaan, penyakit liver kronis,
infeksi bakteri H. Pylori.
Indikasi : nyeri dan rasa panas terbakar pada
lambung, mual dan muntah, asam lambung yang terasa naik hingga esofagus, perut
terasa tidak enak.
Diagnosa : pemeriksaan fisik, USG.
Pengobatan
: pemberian aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, dan antasida.
Preventif : hindari konsumsi alkohol secara
berlebih, berhenti merokok, menghindari mengonsumsi makanan pedas.
Gastritis
Definisi : iritasi, peradangan, maupun
pengikisan lapisan pada lambung, akibat infeksi virus, bakteri, maupun parasit.
Penyebab : infeksi bakteri H. Pylori, anemia
pernisiosa, reaksi autoimun, muntah kronis, penyalahgunaan obat-obatan,
konsumsi alkohol berlebih.
Indikasi : nyeri yang menggerogoti dan panas pada
lambung, muntah darah, kehilangan nafsu makan, merasa selalu kenyang saat
makan, feses berwarna hitam pekat dan keras.
Diagnosa : tes darah, tes feses, tes napas untuk
mengetahui adanya infeksi bakteri H. Pylori, tes cairan lambung, rontgen.
Pengobatan : pemberian antasida dan antibiotik,
pemberian penghambat histamin (H2 blocker) serta penghambat pompa proton (PPI).
Preventif : selalu membiasakan mencuci tangan
sebelum makan, menggunakan alat makan pribadi, hindari mengonsumsi makanan
mentah ataupun setengah matang.
Kanker
Lambung
Definisi : kanker yang menggerogoti lapisan
tertentu pada bagian lambung.
Klasifikasi : Adenocarcinoma – sel kanker menyerang
sel-sel pada lapisan dalam lambung yang memproduksi cairan lendir (mukus).
Gastrointestina Stroma
Tumor (GIST) – tumor atau kanker yang yang menyerang jaringan ikat atau
otot-otot dinding perut.
Carcinoid – kanker yang
menyerang sel-sel penghasil hormon di dalam lambung.
Lymphoma – kanker yang
menyerang jaringan limfatik atau jaringan yang membantu melawan infeksi pada
lambung.
Penyebab : infeksi bakteri H. Pylori, mengonsumsi
daging asap, garam, ikan asin, acar, serta makanan yang mengandung aflatoksin, infeksi lambung dalam waktu lama,
memiliki polip di dalam lambung, menderita anemia pernisiosa.
Indikasi : gangguan pencernaan yang mudah kambuh,
hilang nafsu makan, penurunan berat badan, pembengkakan pada perut, tinja
berwarna hitam atau terdapat darah pada tinja, anemia, mual dan muntah.
Diagnosa : pemeriksaan tinja untuk keberadaan
darah, pemeriksaan darah, endoscopy, rontgen, CT scan, USG, bedah laparoskopi.
Pengobatan : radioterapi, kemoterapi, operasi
Preventif : mengurangi konsumsi garam dan
makanan-makanan yang diolah secara diasapi, memperbanyak konsumsi serat sayur
dan buah-buahan, tidak merokok.
Sirosis
(Gagal Hati)
Definisi : kerusakan hati (hepar) dalam jangka
panjang (kronis) yang menimbulkan luka pada hati, sehingga menyebabkan
disfungsi hati.
Penyebab : infeksi virus hepatitis B, hepatitis C,
konsumsi minuman keras serta minuman berkarbonasi secara berlebihan.
Indikasi : kehilangan nafsu makan, keletihan,
pembengkakan pada pergelangan kaki atau perut, penurunan atau kenaikan berat
badan secara signifikan, mual dan muntah darah, kulit gatal-gatal.
Diagnosa : pemeriksaan fisik, tes darah, CT scan,
MRI, USG, biopsi.
Pengobatan : [prosedur pengobatan lebih diutamakan untuk
menghambat kerusakan hati, serta menekan kemungkinan komplikasi] mengonsumsi
obat antivirus hepatitis C, pengurangan konsumsi minuman keras dan minuman
berkarbonasi, transplantasi hati.
Preventif : pembatasan konsumsi minuman keras dan
minuman berkarbonasi, tidak melakukan kegiatan seks bebas, tidak berbagi jarum
suntik, vaksinasi hepatitis B.
Batu
Empedu
Definisi : pengerasan kolesterol yang tertimbun
dalam kantong empedu, sehingga menyumbat saluran empedu.
Penyebab : faktor usia, obesitas, kadar kolesterol
tinggi, penderita diabetes maupun sirosis, pengguna Ceftriaxone, genetik
keluarga.
Indikasi : sakit perut yang mudah kambuh, demam
tinggi, sakit kuning, gatal-gatal pada kulit, mual dan muntah, serta kehilangan
nafsu makan.
Diagnosa : tes darah, USG, CT scan, MRI,
kolangiografi.
Pengobatan : kolesistektomi laparoskopi, kolesistektomi
sayatan terbuka, ERCP, pemberian asam ursodeoksikolat (hanya pada kasus batu
empedu awal)
Preventif : hindari konsumsi makanan tinggi lemak
jenuh dan kolesterol tinggi, hindari konsumsi minuman keras, menjaga asupan
serat dan air dalam tubuh, serta menghindari diet ketat.
Kolik
Definisi : rasa nyeri yang tajam pada perut.
Penyebab : penyumbatan otot polos pada ureter,
penyumbatan usus, ginjal, dan organ abdomen lainnya, konsumsi makanan yang
bersifat merangsang secara berlebih (ex. cabai, lada, jahe).
Indikasi : mual dan muntah, urin berwarna coklat
kemerahan, tidak mampu menahan keinginan untuk buang air kecil, konstipasi.
Diagnosa : pemeriksaan fisik, tes urin, tes feses.
Pengobatan : pantangan makanan tertentu, pemberian obat
antinyeri, meningkatkan konsumsi makanan kaya serat.
Preventif : meningkatkan makanan kaya serat, air
mineral, dan menghidari makanan yang bersifat merangsang.
Gastroenteritis
Definisi : infeksi yang terjadi pada usus akibat
virus, bakteri, maupun parasit, biasa dikenal sebagai flu perut, atau flu
lambung.
Penyebab : rotavirus, norovirus, anak kecil dan
orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, kebiasaan tidak mencuci
tangan sebelum makan.
Indikasi : muntah lebih dari 48 jam, mengalami
dehidrasi akut, muntah darah, demam tinggi di atas 40 derajat Celcius, sakit
dan kram pada perut, kejang-kejang.
Diagnosa : pemeriksaan fisik, tes feses.
Pengobatan : pemberian infus untuk rehidrasi, pemberian
oralit, pemberian makanan bertekstur lembut (ex. bubur polos, mash banana).
Preventif : selalu membiasakan mencuci tangan
sebelum makan, menggunakan alat makan pribadi, hindari mengonsumsi makanan
mentah ataupun setengah matang.
Hernia
Definisi : penyakit yang terjadi karena adanya
organ dalam tubuh yang menekan dan mencuat melalui jaringan otot atau jaringan
di sekitarnya yang lemah, biasa muncul di daerah abdomen.
Klasifikasi : Hernia Inguinalis – jaringan lemak
atau sebagian usus di rongga perut yang mencuat ke selangkangan.
Hernia Femoralis
– jaringan lemak atau sebagian usus yang
mencuat ke bagian atas paha bagian dalam.
Hernia Umbilikus –
jaringan lemak atau sebagian usus mendorong dan menonjol di dinding abdomen,
dekat pusar.
Hernia Insisi – jaringan
yang mencuat lewat luka operasi yg belum sembuh pada abdomen [komplikasi pada
operasi bagian perut].
Hernia Hiatus –
bagian lambung yang masuk lewat celah pada diafragma dan mencuat ke rongga
dada.
Hernia Spigellian –
sebagian usus mendorong jaringan ikat perut dan mendorong dinding perut depan
kiri atau kanan bawah pusar.
Hernia Diafragma –
organ perut yang berpindah ke rongga dada melalui celah pada diafragma.
Hernia Epigastrik –
jaringan lemak yang mencuat keluar dan menonjol pada dinding abdomen, di antara
pusar dan tulang dada bagian bawah.
Penyebab : konstipasi, penumpukan cairan di dalam
abdomen, mengangkat beban secara berlebihan, obesitas, kehamilan yang meningkatkan
tekanan perut, kenaikan berat badan secara tiba-tiba.
Indikasi : sakit perut yang sangat parah dan
muncul tiba-tiba, mual, muntah, sulit buang air besar, serta tonjolan hernia
yang mengerasa atau sakit saat disentuh maupun tidak bisa didorong masuk.
Diagnosa : USG
Pengobatan : prosedur operasi, laparoskopi, konsumsi
obat-obatan tertentu.
Preventif : mengonsumsi makanan kaya serat untuk
memperlancar buang air besar, sehingga meminimalisir terjadinya konstipasi.
Konstipasi
(Sembelit)
Definisi : pengerasan tinja yang berlebihan
sehingga sulit untuk dibuang (dikeluarkan) dan dapat menyebabkan kesakitan yang
hebat.
Penyebab : dehidrasi, kekurangan serat, stress,
pengaruh hormon (ex. pada saat menstruasi atau masa kehamilan), elastisitas
usus yang mulai menurun (akibat usia lanjut), kelainan anatomis sistem
pencernaan, diet buruk, efek samping obat (ex. obat antidiare, analgesik,
antasida).
Indikasi : harus mengejan kerasa ketika buang air
besar, tinja terlihat kering, keras, atau bergumpal, sakit dan kram pada perut
bagian bawah, terasa ada yang mengganjal pada rektum, proses buang air besar
yang tidak tuntas.
Diagnosa : pemeriksaan fisik.
Pengobatan : pemberian obat pencahar, dilanjutkan dengan
perubahan pola makan dan gaya hidup.
Preventif : mengonsumsi makanan kaya serat,
memperbanyak konsumsi air mineral untuk mencegah dehidrasi, tidak mengabaikan
keinginan untuk buang air besar, dan mengatur jadwal buang air besar secara
teratur.
Apendisitis
(Usus Buntu)
Definisi : peradangan (pembengkakan) apendiks (umbai
cacing).
Penyebab : penyumbatan usus buntu akibat tinja
(obstruksi), pembengkakan kelenjar getah bening dalam dinding usus [biasa
terjadi setelah infeksi saluran pernapasan atas], infeksi virus
gastrointestinal.
Indikasi : perut kembung, kehilangan nafsu makan,
tidak dapat buang gas, mual dan muntah, konstipasi, diare, demam.
Diagnosa : pemeriksaan fisik, tes darah, tes urine,
CT scan, USG.
Pengobatan : prosedur operasi apendektomi ataupun bedah
laparoskopi.
Preventif : meningkatkan konsumsi makanan kaya
serat untuk meminimalisir konstipasi.
Kanker
Usus
Definisi : kanker yang tumbuh di sepanjang usus,
muncul dari sel-sel pembentuk kelenjar pada dinding usus.
Klasifikasi : Kanker Duodenum – kanker yang menggerogoti
bagian usus dua belas jari (duodenum).
Kanker Kolorektal – kanker
yang menjalar pada bagian usus halus.
Kanker Kolon – kanker yang
tumbuh pada bagian usus besar.
Penyebab : konstipasi, tumbuhnya polip pada usus,
masalah divertikula, infeksi virus dan bakteri, peradangan pada usus, kadar toksinitas
melebihi batas toleransi.
Indikasi : muncul darah pada saat buang air
besar, diare, konstipasi, kram pada perut, kembung, anemia akut.
Diagnosa : pemeriksaan tinja untuk keberadaan
darah, pemeriksaan darah, colonoscopy, CT scan, MRI, USG.
Pengobatan : operasi, pembuatan stoma, radioterapi,
kemoterapi, penyinaran laser.
Preventif : mengurangi konsumsi garam dan
makanan-makanan yang diolah secara diasapi, memperbanyak konsumsi serat sayur
dan buah-buahan, tidak merokok.
Peritonitis
Definisi : peradangan lapisan tipis di dinding
bagian dalam perut (peritorium).
Penyebab : sirosis, dialisis peritoneal (efek
samping prosedur medis), radang panggul, pecahnya usus buntu, robeknya ulkus
lambung, divertikulitis, pankreatitis akut, luka parah pada bagian perut akibat
tusukan pisau atau luka tembak.
Indikasi : demam tinggi, mual dan muntah, diare,
sulit membuang gas, sulit buang air besar dan kecil, pembengkakan pada perut
disertai nyeri ketika perut disentuh, kehilangan nafsu makan.
Diagnosa : pemeriksaan fisik, tes urin, tes darah,
pembedahan eksplorasi, analisis cairan peritorium (parasintesis), CT scan, MRI,
USG, rontgen.
Pengobatan
: pemberian obat-obatan antibiotik dan antijamur, pembedahan peritorium,
pemasangan selang makanan.
Hemoroid
(Ambeien – Wasir)
Definisi : pembengkakan yang berisi pembuluh
darah yang membesar di sekitar bokong, yaitu di dalam rektum atau di dalam
anus.
Penyebab : konstipasi akut, diare akut, faktor
genetik, efek terlalu lama duduk, kurangnya asupan makanan berserat dan dehidrasi.
Indikasi : keluarnya darah segar ketika buang air
besar, adanya benjolan pada bagian dubur, rasa sakit ketika mengejan saat buang
air besar.
Diagnosa : pemeriksaan fisik, tes feses.
Pengobatan : pemberian obat-obatan, injeksi, operasi.
Preventif : meningkatkan konsumsi makanan kaya
serat, memperbanyak konsumsi air mineral.
Malabsorpsi
Definisi : kemampuan lambung dan usus dalam
menyerap sari makanan menjadi tidak sebaik yang semestinya.
Penyebab : intoleran laktosa, penyakit liver
kronis, infeksi parasit, AIDS.
Indikasi : penurunan berat badan yang drastis,
diare akut, steatorrhea, perut kembung, dan sulit membuang gas.
Diagnosa : pemeriksaan fisik, endoscopy,
colonoscopy, USG.
Pengobatan : pantangan makanan tertentu, pemberian
obat-obatan (ex. anti-diarrheals, antibiotik, enzim pengganti), operasi.
Malnutrisi
Definisi : kondisi medis yang disebabkan oleh
diet yang tidak tepat, atau tidak cukup; walaupun sering disamakan dengan
istilah kurang gizi, malnutrisi juga mencakup kelebihan gizi (overnutition)
dalam tubuh.
Klasifikasi : (secara umum)
Kwashiorkor – gangguan gizi
yang disebabkan oleh kurangnya protein dalam tubuh, yang biasa dikenal busung
lapar.
Marasmus – gangguan gizi
yang disebabkan oleh kurangnya karbohidrat dalam tubuh.
Penyebab : kekurangan protein, kekurangan
karbohidrat, kekurangan vitamin (avitaminosis/defisiensi), dehidrasi berat.
Indikasi : muncul edema di seluruh tubuh terutama
punggung kaki, wajah membulat sembap, anoreksia, pembesaran jaringan hati,
kulit berkerut, sangat kurus, perut cekung, rambut mudah patah dan kemerahan.
Diagnosa : pemeriksaan fisik.
Pengobatan : pemberian makanan dengan nilai gizi
tertentu yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu, dilanjutkan dengan
pemberian suplemen makanan.
Preventif : pemberian ASI dan MPASI pada bayi.
Keracunan
Makanan
Definisi : kondisi yang muncul akibat
mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi oleh organisme menular, seperti
bakteri, virus, dan parasit, maupun makanan yang diolah secara kurang baik.
Penyebab : kontaminasi bakteri (ex. Salmonella,
E. Coli, Listeria, Shigella), virus (rotavirus,
norovirus), parasit (Cryptosporidium, Entamoeba, Giardia),
konsumsi makanan mentah dan setengah matang.
Indikasi : diare, mual dan muntah, sakit atau
kram perut.
Diagnosa : pemeriksaan fisik.
Pengobatan : istirahat cukup, pemberian infus sebagai
rehidrasi, pemberian oralit.